Jumat, 21 November 2014

Cinta Untuk Sahabat

Namaku Firga Jeslyn, sering di panggil Firga. Aku siswa di SMU Melati Jaya. Aku siswa kelas X IPA 1. Aku tinggal di Jakarta. Aku anak kedua yang dilahirkan oleh mama dan papa. Kakaku sekarang sudah kuliah di Universitas Indonesia. Dia bernama Figo Mahendra
On a sunny morning.
Tring.. tring.. tring. Terdengar alarm berbunyi. Si cewek feminim ini terburu-buru pergi ke kamar mandi. Tepat pukul 06.45 Firga pun segera bersarapan lalu terburu buru berpamitan pergi ke sekolah. “mama, firga pergi ke sekolah dulu ya. Asalamualaikum ma” kata Firga sambil terburu buru”. “iya sayang hati hati ya, waalaikumsalam” kata mama sambil mencium pipi Firga
Di sekolah
Aku sudah di tunggu dengan temanku yang bernama Syasya. Aku dan Syasya menuju ke kelas. Tanpa dengan sengaja aku melihat sekumpulan mading. Di sela sela mading itu ada cerpen yang tanpa sengaja aku baca. Kenapa tiba tiba aku terkagum kagum membaca cerita itu. Sungguh hebat orang yang menulis dan menciptakan cerpen di mading itu. Lalu aku menuju kelas, dan aku mengikuti pelajaran fisika. Sungguh sulit mempelajari pelajaran fisika, apalagi gurunya galak, bikin aku bad mood aja. 15 menit kemudian guru fisika datang ke kelas. “selamat pagi murid murid” kata ibu guru. “salamat pagi bu” kata anak anak dengan kompak. “sya, aku ingin berkenalan sama penulis cerpen di mading itu. Bantu aku dong sya. Plis yah” kataku dengan memohon kepada Syasya. “oke ga, santai aja” kata Syasya dengan berbisik bisik”.
“firga jesyln, kerjakan soal di papan tulis” kata ibu guru sambil memasang muka marah. Hatiku berdegup kencang ketika di suruh mengerjakan soal di di papan tulis itu. “iya bu” kataku. Aku mengerjakan soal di papan tulis itu. 5 menit aku mengerjakan soal itu, entah benar atau tidak jawabanya aku pasrah kepada Tuhan. “firga, kamu boleh kembali ke tempat duduk kamu, jawaban kamu benar” kata ibu guru sambil tersenyum senyum. Hatiku senang sekali. “prok.. prok.. prok” suara tepuk tangan meriah teman teman.
Teng.. tengg. tengg tanda jam pulang
“kak fauzan.. kakak yang sering bikin cerpen di mading itu kan?” kata syasya. “iya” kata fauzan. “aku punya temen kak, dia pengen kenalan sama kakak. Sebentar ya kak” kata syasya. “iya” kata fauzan. “Kak permisi ya aku mau pulang duluan” kata syasya. Aku gemeteran ketika akan berkenalan dengan kak Fauzan. “firga” kataku sambil menjulurkan tangan. “fauzan. Kelas sepuluh apa firga? kata kak Fauzan. “sepuluh ipa 1, ya udah aku pulang duluan ya kak” kataku. Tidak lama kemudian aku dijemput papaku.
“pagi, siang, malam selalu memainkan handphone dan selalu handphone bunyi melulu, ada apa sih? kata papa. “biasa pa, lagi jatuh hati mungkin” kata mama. Mama orangnya usil memang tapi menyenangkan. “ih mama apaan sih enggak kok, mau jatuh cinta sama siapa coba?” kataku sambil ngotot. “ya sesama jenis lah masa sama kucing” kata mama. “sudahlah mending kita tidur aja hari udah malam besok kan firga masuk lebih pagi” kata papa. Benar juga sih kata papa, aku tak henti hentinnya memegang handphone, sampai sampai handphone ku lemot gara gara bbm’an terus terusan sama kak Fauzan. Ya udah deh mending aku tidur aja. Good night world
“pagi pagi yang biasanya nggak bersemangat ke sekolah sekarang lebih giat dan bersemangat pergi ke sekolah, tumben bener kamu ga” kata kakakku. Aku tidak merespon perkataan kakakku yang super duper nyebelin itu karena aku terburu buru sarapan. Emang sih aku bersemangat ke sekolah, karena hari ini jam pelajaran kosong (jamkos). Tepat pukul 06.00 kak Fauzan sudah menungguku di depan pintu gerbang rumahku. Sekarang aku berangkat ke sekolah bareng kak Fauzan. Oh senangnya hatiku.
Pukul 06.10 aku dan kak Fauzan telah tiba di sekolah. Handphone ku berbunyi, ternyata ada sms dari sahabat lamaku. Kukira sms nya penting ternyata tidak. “sahabat sih sahabat tapi nggak usah njailin orang gitu deh” kataku pelan pelan sambil menendang batu yang ada di depanku. “kenapa ga?” Tanya kak Fauzan. “ada sms dari sahabat kak, aku kira sms nya apaan eh ternyata hanya kata kata doang” kataku. “ya udah abaikan aja kan masih ada aku, kakak mau kok jadi sahabat kamu” kata kak Fauzan. “beneran kak? Terimakasih ya kak” kataku. Hatiku berbunga bunga sekali ketika menjadi sahabat kak Fauzan.
Di mall
“kak aku mau dong boneka yang itu” kataku. Kak Fauzan berusaha mengambil boneka itu dari pancingan permainanya. “hore dapat bonekanya” kataku sambil bergembira. “ini bonekanya buat kamu ga” kata kak fauzan. “beneran kak? Terimakasih ya kak” kataku sambil bergembira. Setelah bermain main di zona permainan, aku dan kak Fauzan pergi ke warung bakso. Aku di traktir makan bakso di sana. Sungguh bagai permata hati kak Fauzan. Aku bercanda dan tertawa ketika akan menyantap sebuah bakso. Senangnya bisa punya sahabat seperti kak Fauzan. Awalnya sih aku tidak menyangka bisa seperti ini. Tepat pkul 07.30 malam, aku pulang ke rumah. Seperti biasa, aku di antar pulang oleh kak Fauzan. Fauzan itu kalau kataku seperti angin, ia selalu datang tiba tiba tanpa sepengetahuanku.
Sesampainya di rumah aku telah disambut oleh kakakku dan pacar kakakku di depan teras rumah. Aku berbincang bincang tentang cowok dengan pacarnya kakakku. “kenapa sih kok yang mulai duluan yang cowok? Kenapa sih kok nggak yang cewek aja? Kenapa sih kak?” tanyaku kepada kak Gracia, yaitu pacar kakakku kak Figo. “pertanyaan nya banyak banget dik. Kalau yang mulai cewek dulu pasti nggak bisa lah dik, pasti ceweknya gengsi. Hehe” jawab kak Gracia. “oh gitu” aku menjawab dengan singkat. Malam itu aku tidak sempat tidur karena aku sedang asyik bbm’an dengan kak Fauzan. Namanya juga orang jatuh cinta, pasti memegang handphone terus.
Di sekolah
Aku berbincang bincang dengan kak Fauzan di depan kelas X IPA 5. “kenapa sih kak kok selalu buat cerita galau?” tanyaku kepada kak Fauzan. “ya nggak apa apa sih ga” jawab kak Fauzan. “kalau cerita tentang pasangan?” tanyaku. Kak Fauzan malah tersenyum senyum kepadaku ketika aku menanyakan sebuah pertanyaan itu. Jarum jam menunjukan pukul 11.00. Semua murid berhamburan untuk meninggalkan kelas. Di tempat parkir aku bertemu dengan kak Fauzan. “kak Fauzan” kataku. “eh iya ga” jawab kak Fauzan. “maaf ya kak aku nggak bisa pulang bareng sama kakak, soalnya aku mau pergi ke rumah neneku” kataku. “iya ga, gak apa apa kok. Aku boleh ngomong sesuatu gak sama kamu?” kata kak Fauzan. “iya boleh dong kak, emang mau ngomong apaan sih?” kataku. “ga, aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku? kata kak Fauzan. Oh Tuhan jantungku berdegup kencang, aku senang banget ketika kak Fauzan mengucapkan isi hatinya padaku. “aku nggak mau” kataku. Setelah aku mengucapkan kata kata itu kak Fauzan terihat melamun dan termenung. “nggak mau nolak” kataku sambil tersenyum. “ya udah kak, eh fa. Aku pulang dulu ya, aku udah di jemput sama papa aku” kataku.
Aku membuka jejaring sosial yang aku sukai, yaitu Facebook. Ketika membuka facebook aku melihat kak Fauzan di permintaan pertemanan. Kukira apa ternyata di meminta permintaan berpacaran. “oh ada yang jadian, pajak jadianya ya jangan lupa. Kok gak bilang bilang sih sama aku?” kata kak Figo. “apaan sih kak, iya nanti aku kasih seratus perak” kataku.
Setelah lama menjadi sahabat kak Fauzan, sekarang aku menjadi kekasih sahabat kak Fauzan. Emang bener ya kata pepatah “sahabat bisa menjadi cinta”. Aku merasa nyaman dan senang dengan kak Fauzan. Hari hariku terasa lebih indah dengan kak Fauzan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar