Selasa, 18 November 2014

Gadis Itu

Akulah wanita penjelajah waktu, wanita yang melihat kejadian-kejadian dari masa lalu hingga masa depan. Akulah pengawas kejadian dari masa lalu hingga masa depan, aku berusaha untuk mengetahui apa yang telah terjadi yang akan terjadi, aku bercita-cita untuk mengetahui segala hal. Tapi sayangnya bukanlah Tuhan, jadi masih banyak yang tidak ku ketahui, untuk itu, aku akan terus mencari waktu, dan mencari sesauatu yang baru.
Petualanganku dimulai, wajahku sudah tidak bisa menahan untuk mengeluarkan senyuman karena tidak sabar yang untuk mengetahui hal yang baru, aku melompati waktu, banyak sekali pilihan yang bisa aku tuju, tapi diriku jatuh hati kepada tempat yang gelap, sunyi, dingin, dan ditinggali oleh seorang gadis yang sedang menunggu.
Gadis itu sedang kuamati, gadis itu sedang menunggu suatu yang tak pasti.
Gadis itu sedang kuamati, gadis itu sedang dipeluk kegelapan menyesakkan.
Gadis itu sedang kuamati, gadis itu sedang ditemani satu batang lilin yang sumbunya dibakar oleh api kecil, api yang menemani mata gadis itu. Gadis itu sedang kuamati, gadis itu sedang menggenggam sesuatu yang berharga bagi dirinya. Aku sudah mulai bosan, aku mulai mendekatinya, oh… Sebuah liontin kecil yang berisi foto suatu keluarga bahagia, yang isinya berupa senyuman-senyuman indah. Aku mulai mengamati wajahnya yang sedang memelas, diriku tak pernah merasa sesedih ini, wajahnya begitu sedih, dampaknya aku terkena sedihnya jua. Bahkan sang penjelajah waktu pun tidak pernah tahu rasa sedih sedalam ini.
Aku tidak mau menangis, lalu aku keluar dari tempat itu. Mataku terpaku pada suatu nisan yang bertuliskan nama. Mata ini mengeluarkan air mata dengan deras… Dada ini sesak, sesak luar biasa. Aku segera kembali kepada gadis itu. Berlari sekuat tenaga. Namun aku terlambat, terlihat sebuah tubuh tak bernyawa sedang terkulai lemas, tubuhnya sudah tidak bisa menahan dinginnya sepi.
Gadis itu sedang kuamati, gadis itu sedang menyusul kedua orangtuanya dengan senyuman terindah yang pernah kulihat. Sang gadis penjelajah waktu sepertiku pun baru mengetahui bahwa ada senyuman seindah itu di tempat yang sangat sunyi ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar