Ketika lembaran soal ujian di bagikan lya tampak senang, karena lya yakin nilai nya akan bagus
“uffff, untung soal nya mudah-mudah”, lya mengerjakan dengan cepat,
“lya no 37 apa?”, salah satu temannya bertanya
“mmm aku belum selesai”, lya berbohong kepada temannya, padahal lya
sudah hampir selesai, ‘sorry ya bukannya aku gak mau ngasih tau, tapi
nanti nilai kamu tinggi lagi’, ucap lya di dalam hati,
‘waduh ada yang sulit lagi…!!!, duh gimana ya’, lya pun kebingungan,
lya pun ingin bertanya kepada temannya, tapi lya gengsi, dan takut
dituduh temannya nilai tinggi tapi bukan usaha sendiri,
‘duh, aku nengok buku aja ya, tapi kalau ketahuan gimana…’, lya bingung,
dan akhirnya pun lya melihat, dan pas membuka buku pengawas pun tahu,
“simpan buku mu lya”, lya pun terkejut dan ketakutan, padahal itu guru
kesayangannya, “ibu gak nyangka kamu kayak gini lya
“tapi buk, lya belum melihat satu pun kok” kumpulkan lembaran mu, dan nilai mu akan ibu kurangi,
lya pun menangis dan lya sangat menyesali perbuatannya, yaa ALLAH, maaf
kan lya, lya khilaf. ini semua di luar dugaan ku, kenapa harus
terjadi…?, dan kini pun tak ada lagi orang yang mempercayai ku, apa yang
harus ku lakukan…?, dan kenapa penyesalan itu datang di akhir, andaikan
di awal, mungkin tak kan begini…, hmmm, mungkin tak ada lagi buat ku
untuk menyesal, nasi telah menjadi bubur dan tak dapat di kembalikan
lagi…, yang penting aku tak kan mengulagi lagi.
Selesai…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar